Oleh
: Inayah Wulansafitri
Tit tut.. Ponselku
berbunyi tanda ada pesan yang masuk, dari nomor yang tidak kukenal.
Aku malam ini ingin bertemu
denganmu
Maaf ini siapa?
Aku membalas pesan itu.
Tidak
ada balasan masuk, kuabaikan saja mungkin orang iseng. Mataku tertuju pada
laptop yang seharian belum kusentuh. Hari Sabtu aku libur kuliah, dari pada
tidak ada kerjaan mending aku chattingan, pikirku. Aku memang hobbi sekali
chatting, sering kali aku chatting dengan orang luar negeri. Lumayanlah bisa
mengasah kelancaran bahasa Inggrisku.
Ada
obrolan baru, dari seseorang dengan menggunakan nama pengguna black_roses, foto
avatarnya mawar hitam di atas api. Aku tidak pernah mengobrol dengan user ini
sebelumnya. Dia menyapaku duluan.
Siang
Siang juga
Obrolan
kami berlanjut lama karena si black_roses ini orangnya asyik, tidak membuatku
jenuh. Kami banyak membahas hobi, dia hobi sekali melukis. Dari kecil suka
sekali menggambar makanya ia sekarang ingin menjadi seorang pelukis ternama,
begitu katanya.
Kenapa kamu tidak
melanjutkan kuliah dan mengambil jurusan seni rupa saja?
Tanyaku
Iya aku memang sudah
mendaftar di PTN yang cukup terkenal dengan jurusannya itu, tapi..
Tapi kenapa?
Tiba-tiba
dia offline, belum sempat menjawab pertanyaanku. Ahh sudahlah mungkin dia lelah
dan butuh istirahat, aku juga mau makan siang dulu. Akupun pergi ke warung
sebelah untuk membeli sebungkus nasi dan lauk secukupnya. Aku melahapnya di
kamar kos. Ponselku berdering, ada panggilan masuk datang dari nomor yang tadi
mengirimiku pesan. Kuangkat
“Hallo??”
---------
Tidak ada jawaban dari seberang
“Hallo
ini siapa?” Kuulangi lagi kata-kataku
“Kalau
tidak penting aku matikan saja!” Gertakku sedikit jengkel
Akupun
mematikan ponsel dan melanjutkan untuk makan nasi yang belum habis. Lumayan
kenyanglah untuk mengganjal perutku. Aku beranjak pergi ke dapur yang letaknya
tepat di depan kamar mandi untuk mencuci bekas piring yang kupakai makan tadi.
Aku tersentak agak kaget dan juga heran melihat lantai dapur terdapat ceceran
sesuatu berwarna hitam pekat. Aku ambil satu, kuperhatikan sejenak benda itu.
kelopak mawar rupanya, tapi mengapa berwarna hitam? Dan mengapa berceceran di
lantai dapur? Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang lewat di belakangku. Aku
tengok ke belakang namun sudah tidak ada. Ada hembusan angin dingin, asalnya
dari kamar mandi. Pikiranku sudah kemana-mana, segera aku berlari menuju kamar
lagi. Kudekap erat-erat boneka lumba-lumba yang selalu menemani tidurku. Tak
terasa aku tertidur cukup lama, karena saat aku terbangun hari sudah senja. Aku
teringat aku belum mandi, tapi aku takut ke kamar mandi karena kejadian tadi
siang. Kuberanikan diri untuk tetap mandi, karena tidak mungkin aku tidur dalam
keadaan tidak mandi.
Akupun
pergi ke kamar mandi. Bersih tidak ada bekas kelopak mawar lagi di sana,
sedikit tenang rasanya. Akupun mandi dengan cepat, kemudian kembali ke kamar.
Namun saat aku sampai di depan kamar, kutemukan satu kelopak mawar hitam tepat
di depan pintu. Aku takut, segera aku masuk kamar dan menguncinya.
Kringgg… kring… Ponselku berdering,
lagi-lagi dari nomor yang sama. Aku tidak mengangkatnya, kutekan tombol untuk
menolak panggilan. Mataku mengelilingi setiap ujung kamar, karena perasaanku
saat itu sangat tidak enak. Sungguh aku merasa ada yang mengawasiku di kamar
ini, entah siapa. Untuk menghilangkan rasa takut aku kembali membuka laptop,
apalagi kalau tidak untuk berchatting. Belum juga ada obrolan yang masuk, ponselku
berdering lagi tanda pesan masuk. Lagi-lagi dari nomor yang sama.
Malam ini malam
pilihan, aku sudah menantinya.
Siapa
sebenarnya pemilik nomor itu, dan apa tujuannya? Menyebalkan sekali! Aku
kembali melihat layar laptopku, ada obrolan masuk dari black_roses.
Malam.. kamu lagi apa
di kamar?
Aku sedang ketakutan
nih..
Takut apa? Memangnya
ada apa?
Iya dari tadi siang ada
saja hal aneh yang menimpaku
Hal aneh?
Akupun
menceritakan kejadian tadi siang mengenai kelopak mawar hitam yang berceceran
di dapur kepada black_roses. Namun dia menganggap aku sedang bercanda.
Aku serius itu terjadi
di dapur kosku
Sudahlah jangan
membahas hal yang aneh-aneh, em…. eh aku ingin lihat wajah kamu nih
Hemm yaudah, ntar aku
kirimin fotoku, tapi kamu kirimin fotomu dulu ya :p
Selang
beberapa saat aku menerima foto dari black_roses ini. Entah dia salah kirim
foto atau apa yang jelas aku tidak mengerti mengapa dia mengirimkan foto anak
kecil, hitam putih dan terlihat lusuh, anehnya aku merasa tidak asing dengan
foto itu.
Kog foto anak-anak sih?
Itu fotoku saat aku
masih kecil J
Kami
pun mengobrol panjang lebar hingga larut malam, hingga aku bisa melupakan
kejadian-kejadian aneh yang aku alami seharian ini. Tak terasa jam sudah
menunjukkan pukul 00.00.
Aku offline dulu ya..
aku mau menemui seseorang yang jauh
Oh iya, siapa dia kalau
boleh tahu?
Kamu :p
Ha? Aku???
Bercanda :D dia teman
kecilku, dulu kita sering bermain bersama saat masih kecil, aku menyukainya dan
ingin bertemu dengannya.
Kenapa malam sekali,
tidak menunggu esok saja?
Tidak bisa, karena
hanya malam ini aku diberi kesempatan untuk bertemu dengannya
Kemudian
dia offline, belum sempat aku berpamitan. Mataku juga sudah lelah dan mulai
mengantuk. Kututup laptopku dan bersiap untuk tidur. Belum sampai aku terpejam,
ada sebuah ketukan pintu yang mengagetkanku. Siapa malam-malam begini mengetuk
pintu? Tidak biasanya penghuni kosan yang lain datang ke kamarku saat tengah
malam begini. Aku pun beranjak membukakan pintu. Tidak kutemui siapapun di
sana, tapi kutemukan setangkai mawar hitam dan selembar foto di atas lantai.
Kuambil keduanya, kupandangi foto itu dan betapa terkejutnya aku, foto itu
adalah foto yang dikirim oleh black_roses tadi. Aku mulai merinding, segera
kututup pintu kamar dan kembali ke kasur. Sekali lagi kupandangi foto itu,
terasa tidak asing bagiku. Siapa sebenarnya yang ada di dalam foto ini? Aku
berusaha mengingatnya. Srett… sebuah ingatan melintas dikepalaku. Seorang anak
laki-laki berlari menghampiriku dengan membawa bunga mawar ketika aku memasuki
mobil karena harus ikut kedua orangtuaku pindah ke luar kota. Iya.. aku mulai
mengingatnya, dia teman kecilku Roni namanya. Dulu kita sering bermain bersama.
Roni ingin mengatakan sesuatu kepadaku namun aku harus pergi. Yang kubingungkan
sekarang adalah mengapa foto ini bisa berada di kamarku, juga bisa dimiliki
oleh black_roses? Apa Roni itu black_roses? Sial… dari tadi aku chattingan
dengannya tapi lupa menanyakan nama.
Kring…. Kring…. Ponselku
berbunyi untuk yang kesekian kalinya dari nomor yang sama. Aku mengangkatnya.
“Hallo?”
“Hallo,
apa kau bisa mendengar suaraku?”
“Maaf
ini siapa?”
“Aku
Roni”
Aku
kaget mendengar nama itu, dari mana Roni tahu nomorku ini? Dan mengapa baru
kali ini dia berbicara padahal dari tadi sudah menghubungiku. Aku mencoba
tenang.
“Roni
siapa? Ada apa?”
“Roni
teman kecilmu sekaligus teman chattingmu, selebihnya bolehkah aku bertemu
denganmu. Fitri…”
“Ha?
Emm kapan?”
“Malam
ini juga, karena hanya malam ini aku bisa bertemu denganmu”
Tiba-tiba
telepon terputus, aku semakin bingung sekaligus takut. Aku merasakan ada
seseorang duduk di belakangku, kucoba untuk melihat kebelakang, dan aku
terperanjat. Sosok yang tidak kukenal berada tepat di hadapanku sekarang. Aku
tak mampu berlari ataupun menjerit, hanya terpaku di hadapannya.
“Jangan
takut Fitri, ini aku Roni. Aku datang untuk bertemu denganmu. Aku membawa
setangkai bunga mawar kesukaanmu” dia menyerahkan setangkai mawar kepadaku, dan
aku menerimanya begitu saja. “dulu aku tak sempat mengucapkan perasaanku
kepadamu, karena kau harus pergi ke luar kota, dan ketika aku beranjak dewasa.
Aku bertekad ingin menemuimu. Sebenarnya aku “ingin sekali menemuimu saat raga
dan ruhku masih menyatu” kata-katanya terhenti.
“Apa..
apa maksud ucapanmu itu?” aku takut, bukan karena dia hantu. Aku takut
penyebabnya adalah aku.
“Ketika
aku lulus SMA, aku memutuskan untuk mengambil jurusan seni rupa sesuai
cita-citaku. Akupun ingin melukis dirimu, namun aku tidak pernah bisa
melakukannya kalau kita berjauhan. Maka dari itu aku memilih perguruan tinggi
di kota yang sama denganmu. Sayangnya…” dia pun mulai menangis dan terisak “sayangnya
aku harus mati saat sedang menuju ke kota ini. Sebuah mobil mendadak berhenti
di depanku, aku.. aku …” dia kembali menangis.
“Cukup
jangan diteruskan, aku paham. Maafkan aku Roni, maafkan aku, aku tidak tahu
kalau kau mencintaiku” Akupun ikut terisak bersamanya, kini suasana menjadi
haru, Roni memelukku erat, terasa dingin sekali, semakin lama semakin tak
kurasa hingga ia menghilang meninggalkan setangkai mawar yang mulai menghitam.
|
Maaf jika aku terlambat mengetahuinya |