Sabtu, 20 Mei 2017

Tiga Kembar Kawanku yang Lucu


 

Sekarang di laptopku pukul 23:33 WIB, Sabtu 06 Mei 2017. Lagu Nelongso (See you again versi Jawa) sedang kudengarkan. Karena ini malam Minggu dan nggak ngaruh dengan aktivitasku jadi aku putuskan untuk menulis sesuatu yang selama ini aku rindu. Akan aku ceritakan tentang tiga saudara kembar yang pernah mengisi hidupku. Sebenarnya jumlahnya lima, dua lagi mati saat baru lahir, mungkin diterkam ayahnya atau bagaimana aku tidak tahu kronologisnya. Yang aku kenal hanya John, Romni dan Agus. Mereka saudara kembar yang kurang akur, karena tidak pernah yang namanya pergi bersama-sama, selalu sendiri-sendiri entah di mana itu. Saat itu aku masih SD dan rumahku belum pindah-pindah seperti sekarang. Sudah sangat lama sekali ya. Hmmm… aku mulai rindu.

 Baik kita mulai. John, Romni dan Agus. Tiga serangkai yang sering bermain denganku. Mereka serumah denganku. Jangan heran, mereka tidak memakan tempat banyak meski rumahku sempit. Aku suka dengan keberadaan mereka. suasana di rumah tambah menyenagkan. Ketika aku memberi mereka makanan, mereka selalu memakannya dengan rebutan. Harusnya tidak, karena makanannya tidak terlalu sedikit dan menjamin mereka tidak akan kekurangan, mungkin mereka merasa senang dengan begitu. Mereka tumbuh remaja. Sudah mulai suka bepergian sendiri-sendiri. Aku suka membiarkan mereka pergi bermain karena nanti juga akan kembali lagi. Namun pada suatu hari aku tidak menjumpai Romni pulang ke rumah. Di mana dia? Masihkah bermain? Kenapa tidak kunjung pulang? Aku khawatir karena John dan Agus sudah ada di rumah. Mereka tidak bermain bersama aku tahu itu, lalu kemana perginya Romni? Saat itu aku tidak tahu keberadaannya hingga berhari-hari. Romni tak kunjung kembali dan aku mulai merasa kehilangan. Mau gimana lagi, mungkin Romni menemukan tempat yang lebih nyaman, pikirku pendek. Tinggal John dan Agus. Agus di sini lebih banyak diam dari pada John. Keduanya berbeda watak. John ssangat aktif sedangkan Agus tidak. Tapi aku tetap menyayangi keduanya.

Suatu hari kejadian Romni menimpa Agus. Aku mencari Agus kemana-mana yang tidak kunjung pulang. Di mana sebenarnya mereka. Kenapa menghilang begitu? Kini kuharap John tidak ikut-ikutan mereka. Semoga John betah tinggal denganku. Semenjak itu aku sangat dekat dengan John. Tidur bersama, bermain bersama bahkan setiap pagi aku memberinya minyak ikan agar ia tetap memiliki nafsu makan meski saudaranya meninggalkannya. Ia mulai menyukai sayuran seperti kol dan wortel, kadang juga memakan mie atau kering dari tahu. Apa saja ia makan. Aku mulai merasa bahwa John sangat lucu dan aku suka.

Suatu hari ketika aku sedang keluar dan melewati gang kecil agar lekas sampai ke rumah aku menjumpai Agus sendirian di pojok gang. Dia tidak mengenaliku dan tragisnya tubuhnya melepuh dan mengelupas. Hampir sekujur tubuh. Matanya, matanya tidak normal seperti biasanya. Dia buta, dia buta… rasanya aku ingin menangis melihat kondisinya seperti itu. Siapa yang melakukannya? Kenapa tega sekali melakukan itu pada Agus yang baik? aku sedih. Aku tidak tahu siapa pelakunya. Agus tidak mau kuajak pulang, aku mencoba memaksanya tapi gagal. Ia tidak bisa melihat lagi. saat aku tiba di rumah aku berpikir bahwa John mungkin rindu dengan Agus, mungkin ia ingin bertemu. Lalu kubawa John bersamaku untuk menemui Agus yang keadaannya sangat buruk. Saat melihat Agus apa reaksi John? Dia lari seperti ketakutan, seolah itu bukan saudaranya, mungkin John tidak mengenali Agus karena aku sendiri juga tahu Agus berubah sekali fisiknya. Aku sedih melihat adegan itu. John menghindar dari Agus. Akhirnya aku membawa John pulang kembali. Aku tidak bisa membawa Agus karena ia menolak. Ya sudahlah aku akan sering mengunjungi Agus.

Aku kembali tinggal bersama John dan menghabiskan waktu bersama John. Senang sekali masih ada kawan bermain yang lucu seperti John. Setelah sekian lama akhirnya aku mendengar kabar bahwa Romni menghilang karena kabur. Romni kabur dari rumah disebabkan ia sering dipukuli tetanggaku menggunakan gagang sapu. Oh.. sungguh malang nasib Romni. Di mana kau saat itu Romni? Aku rindu.

Entah kapan itu aku lupa, John mulai jarang pulang ke rumah. Hingga ia benar-benar kunyatakan hilang. Ya John akhirnya ikut menghilang. Hmmmm aku bisa apa. Ada yang melihat John tertabrak motor di depan jalan gang. Semua isi perutnya keluar. Ya Allah ngilu sekali. Aku masih berharap bahwa itu bukan John. Tapi aku tidak berani memastikannya. Dan yasudahlah. Aku menjalani hidupku tanpa mereka hingga kini.

Dari semua itu aku masih bisa ingat jelas kenangan maniku dengan John. Ia suka naik ke atas kasur dan tidur di bawah kakiku, ngusel-ngusel gitu. Pernah juga ia tidur di sofa , karena warna sofa dan warna bulunya hampir sama maka ia begitu samar tidur di sana, dan ibuku yang tidak menyaadarinya kemudian mendudukinya, hahaha saat itu benar-benar lucu. Ada lagi saat aku menggoda John dengan makanan yang aku ikatkan dengan benang lalu menggantungkannya di atas kemudian ia mencoba meraihnya dan aku menggerakkan benang itu. kulihat John bisa berjalan menggunakan dua kai meski tidak lama. Dan aku mendengar orang yang membuat keadaan Agus malang adalah Nenek yang tidak bisa kau sebutkan namanya, ia tinggal di gang tempat Agus berdiam diri. Apa yang ia lakukan kepada Agus? Ternyata ia menyiram Agus dengan air panas, sungguh jahat aku benci. Beberapa hari kemudian Agus menghilang dari gang itu entah kemana.

Itulah sepenggal kisah tentang tiga kucing kembar yang pernah menjadi kawan bermainku. Apapun yang terjadi aku berharap kejadian semacam itu tidak menimpa kucing-kucing lain di dunia ini.